Distro Linux paling Bagus ?

Bukan sekali dua saya menerima pertanyaan seperti diatas dan jawaban saya selalu seragam. Meski saya saat ini menjadi ketua Komunitas openSUSE Indonesia, saya sedapat mungkin menghindari pilihan "Distro Linux paling Bagus". Bahwa saya sambil berseloroh bilang, "Kamu tanya distro Linux yang bagus pada openSUSE guy (ingat, guy, bukan gay, hehehe...), ya tentu saja jawabannya sudah bisa diprediksi..."

Mengapa saya memilih untuk menghindari penunjukan distro tertentu sebagai distro terbaik meski saya fans berat openSUSE ?

Karena berdasarkan pengalaman, Memilih distro Linux paling bagus adalah soal preferensi pribadi masing-masing,Bagus dan cakep kata saya belum tentu demikian kata orang lain.

Jika masih memilih distro Linux yang paling cocok, pilihlah dengan bebas. Jika distro tersebut bagus menurut anda namun penggunanya sedikit, tak masalah. Linus Torvalds waktu memulai ide pembuatan Linux tidak memiliki pretensi bahwa Linux akan menjadi sesuatu yang besar dan banyak penggunanya.

Ada yang bilang, pilihlah Linux dengan pengguna yang banyak, agar, bila kita ingin bertanya, kita mudah mendapat jawaban. Ini ide yang baik tapi tidak mutlak. Ubuntu sebelum berkembang seperti sekarang tentu saja masih sedikit penggunanya. Kalau orang-orang Ubuntu saat itu memilih distro yang penggemarnya banyak, tentu mereka memilih Red Hat atau SUSE atau Debian atau Slackware yang sudah terlebih dahulu ada. Kalau orang-orang Ubuntu berpikir untuk menggunakan distro yang sudah banyak penggunanya, Ubuntu mungkin tidak akan sepopuler sekarang.

Kawan-kawan saya di Ubuntu Indonesia saya yakin memulai organisasi dengan jumlah member yang sedikit. Karena mereka militan dan menikmati kesenangan dengan Ubuntu, mereka melakukan promosi dengan suka rela. Lama-lama, penggunanya semakin besar dan trend kenaikan penggemarnya menjadi bola salju.

Hal yang mirip berlaku pada openSUSE Indonesia. Waktu memulainya, saya ditanya, "Vai, kenapa nggak pakai distro yang banyak digunakan orang di Indonesia ?". Alasannya, karena saya senang menggunakan openSUSE dan saya tidak memiliki masalah serius selama menggunakan openSUSE baik dirumah maupun dikantor. Andaikan pengguna openSUSE di Indonesia hanya saya sendiri, saya akan tetap jalan terus.

Kini openSUSE Indonesia sudah memiliki member ribuan dan member ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan calon-calon pengguna Linux di Indonesia.

Jadi, pilihlah Linux sesuai dengan hati dan keperluan. Kalau perlu, gunakan beberapa distro Linux dan ambil benefit dari masing-masing. Bukan sesuatu yang aneh jika DNS server dan File Server berjalan dengan Ubuntu, Mail server dalam bentuk Zimbra berjalan pada openSUSE, Proxy dengan Fedora dan Repositori server dengan Debian. Jika anda cocok dengan PCLinuxOS, atau dengan Zencafe, atau dengan Blankon, gunakan saja. Pindah dari satu distro ke distro lain bukanlah sesuatu yang sulit. Adaptasinya hanya memerlukan waktu yang singkat dibandingkan jika kita pindah rumah :-P

Meski fans berat openSUSE, saya menikmati feature-feature dan keunggulan terbaru dari masing-masing distro. Jika perlu, saya bisa mencoba mengaplikasikannya pada openSUSE sehingga persaingan antar distro pada akhirnya akan membawa benefit pada Linux secara keseluruhan.

sumber: diambil dari www.vavai.com

Comments :

1
Nickolas Jonathan said...
on 

Wah Pas nih saya ketemu ma mbahnya open suse indonesia.
Pak ku mo belajar linux open suse.
Tapi masih takut2
Mohon info tempat kursus open suse dg harga terjangkau bisa pak (siapa tau ada teman bapak yg berbaik hati meluangkan sedikit waktu)
Ku Domisili di Jakarta Pusat
Terima kasih banyak ya Pak

Post a Comment

 

Tampilkan Foto Kamu di Sini